Sebelum Stadium 2A, Bisa Dioperasi

Deteksi dan Atasi Kanker Serviks_Sebelum Stadium 2A, Bisa Dioperasi. Jawa Pos. 21 Februari 2017. HAl.19

Sebelum Stadium 2A, Bisa Dioperasi

Mengutip data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015, kanker mulut rahim atau kanker serviks tercatat sebagai kanker paling berisiko kematian pada perempuan. Mirisnya, Indonesia berada di peringkat pertama dalam urusan jumlah penderita kanker tersebut. Tercatat 8 eibu kematian diantara 15 ribu kasus dalam setahun.

Tentang Kanker Serviks

Bagaimana mencegahnya?

  • Jaga kebersihan area intim
  • Hindari hubungan seksual pada usia yang sangat muda
  • Hindari berganti ganti pasangan
  • Konsumsi makanan yang bergizi seimbang
  • Hindari asap rokok dan kebiasaan merokok
  • Melakukan konsultasi rencana kehamilan dengan dokter

Bagaimana kanker berkembang?

  • Stadium 1

Perkembangan sel terbatas di serviks

  • Stadium 2A

Kanker mulai menyebar di 1/3 atas vagina atau daerah rahim (uterus)

  • Stadium 2B

Sel kanker menyebar ke saluran telur

  • Stadium 3A

Penyebaran mencapai 1/3 bawah vagina atau daerah permukaan

  • Stadium 3B

Sel kanker mencapai dinding panggul

  • Stadium 4A

Kanker mengenai kandung kemih atau poros usus

  • Stadium 4B

Sel kanker menyebar ke organ selain area organ reproduksi

Bagaimana penanganannya?

  • Stadium 1 dan 2A

Melakkan evaluasi sebelum operasi

Tindakan operasi (baik lewat bedah maupun laparoskopi)

Terapi lanjutan lewat kemoterapi atau penyinaran

  • Stadium 2B

Melakukan evaluasi untuk mengetahui kondisi serta perkembangan sel kanker

Pengobatan dilakukan secara oral lewat kemoterapi

Melakukan revaluasi. Bila ada respons, lakukan operasi

Terapi lanjutan lewat kemoterapi dan penyinaran

  • Stadium 3-4 (paliatif)

Pengobatan lewat kemoterapi, penyinaran, obat, atau kombinasi

Tidak lagi fokus mengangkat sel kanker, melainkan memperbaiki kualitas hidup penderita

Sebagian besar penderita kanker serviks datang ke dokter dalam keadaan parah. Pada stadium awal, biasanya mereka tidak merasakan gejala ataupun keluhan sakit. “Keberadaan lesi pra kanker hanya bisa dideteksi lewat pap smear atau IVA (inspeksi visual dnegan asam asetat),” papar dr Sunjoto SpOG (K).

Dokter yang berpraktik di RS Siloam Surabaya itupun mewajibkan tes tersebut kepada peremuan yang telah aktif secara seksual. “Jika ketahuan cepat, kans untuk sembuh sangat besar. Apalagi, sel tersebut butuh 10-20 tahun untuk menjadi kanker,” kata Sunjoto.

Sayang, karena gejala yang tidak terasa, pasien cenderung mengabaikan tes. Keberadaannya di area yang terbilang cukup tersembunyi kerap membuat pasien enggan atau malu mengunjungi dokter. “Baru datang saat ada keluhan atau pas parah. Kalau seperti itu, jelas suah telat,” imbuh alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu.

Bila diketahui pada kondisi dini, kanker akan ditangani lewat operasi. Sunjoto mengatakan, jenis operasinya terbilang besar. “Ada juga yag sudah pakai laparoskopi, teknik noninvasif. Lukanya kecil. Jadi, pasien bisa pulih cepat,” lanjutnya.

Dokter yang tergabung di Indonesia Society of Gynecology Oncology (INASGO) itu menuturkan, operasi hanya bisa dilakukan pada stadium awal, yakni stadium 1 hingga 2A. Diatas stadium tersebut, pengobatan dilakukan lewat kemoterapi, penyinaran radiasi, dan obat. “Pemahaman masyaratak mungkin terbalik. Kalau parah sekali, baru operasi,” tegasnya.

Sunjoto menyatakan, resiko komplikasi maupun insiden lain semakin besar jika operasi silakukan diatas stadium 2. Namun, jika dibandingkan dengan jenis kanker lain, penyebab kanker serviks terbilang paling jelas.

Merujuk studi American Cancer Society dan beberapa lembaga pemerhati kanker di beberpa negara, kanker serviks dipicu oleh himan papilloma virus (HPV). Virus itu menginfeksi sel ulit dan membran mukosa. Salah satunya kelamin. Untuk menangkal persebaran virus tersebut, telah tersedia vaksin HPV.

Sunjoto menjelaskan, vaksin tersebut idealnya diberikan kepada para perempuan yang memasuki usia remaja hingga 26 tahun atau belum pernah melakukan hubungan seksual. “Intinya mirip imunisasi. Jadi, kalau imunnya sedang drop, virus tersebut tidak sampai menyebar di tubuh,” ucapnya.

Meski demikian, dokter yang juga merupakan staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya it menjelaskan, tidak semua daerah –bahkan rumah sakit- menyediakan layanan vaksin HPV. “Penyuntikannya dilakukan tiga kali. Harga vaksinnya masih mahal, bisa sampai 800 ribu, bahkan lebih, untuk sekali suntik,” papar Sunjoto.

Upaya pencegahan tidak hanya bisa dilakukan lewat vaksin. Konsultan onkologi kandungan tersebut menjelaskan, para perempuan semestinya menjaga kebersihan area intim. Selain itu, hindari hubungan seksual pada usia terlalu muda serta berganti-ganti pasangan. Sunjoto jugaa menekankan perencanaan kehamilan yang baik. “Terlalu sering melahirkan, apalagi dengan jarak berdekatan, bisa memicu trauma di mulut rahim. Resiko kanker pun bisa naik,” tegasnya.

Gizi terjaga : Menu-menu dengan kandugan antioksidan tinggi yang terdapat pada buah atau sayur bagus untk mencegah kanker.

Sayur dan Buah Perkecil Resiko

Kedatangan kanker memang tidak diduga. Gaya hidup berperan besar dalam kemunculannya.

Dokter Roberto DeBernando Ir dikutip dalam jurnal Obstetrics and Gynecology International menyatakan, salah satu penyebab yang paling sering ditemui adalah  asupan gizi yang tidak seimbang. “Nutrisi yang baik membantu daya tahan tubuh bekerja baik. Kalau kondsi drop, respons tubuh bakal melambat. Sel kanker tumbuh dan berkembang cepat,” ujar spesialis onkologi kandungan yang berpraktik di Cleveland, AS, tersebut.

Dia menjelaskan, sayur dan buah wajib masuk menu harian. Keduanya memiliki kandungan antioksidan tinggi yang baik sehingga mampu membantu tubuh melawan kanker. Asupan gizi tersebut secara tidak langsung berkaitan dengan tingkat sosial dan ekonomi si penderita.

Dokter Sunjoto SpOG (K) menuturkan, umumnya banyak pasien kanker serviks yang berasal dari kalangan prasejaktera. “Bukan karena mereka nggak bisa periksa atau vaksin. Yidak sedikit keluarga kurang mampu yang mempunyai pola makan yang tidak ideal. Hal ini semakin parah bila keluarga tesebut tinggal di daerah yang kebersihannya kurang,” tegasnya.

Secara tidak langsung, kanker serviks berkaitan erat dengan apa yang dikonsumsi. Selain makanan, konsumsi obat kontrasepsi oral turut berpengaruh. Dalah jurnal National Center of Biotechnology Information, penggunaan pil KB jangka panjang, yakni lima tahun atau lebih, bisa meningkatkan resiko kanker serviks. “Dari analisis 24 studi, perempuan yang menghentikan konsumsi pil KB mengalami penurunan resiko,” papar Prof Surasak Taneepanichskul, kepala tim penelitian dalam jurnalnya.

Pengajar College of Health, Chulalongkorn University Thailand, itu mengatakan bahwa hormon seperti estrogen dan progesteron dalam pil KB berpengaruh pada sel kanker serviks. “Sel lebih mudah terinfeksi HPV,” tambahnya. (fam/e15/ayi)

Sumber: Jawa Pos 21 Februari 2017 Hlmn.19

Laboratorium dan Obat Jadi Kendala

Laboratorium dan Obat Jadi Kendala.Kompas.28 Februari 2017.Hal.14

JAKARTA, KOMPAS – Penanganan berbagai penyakit langka di Indonesia belum optimal. Ketersediaan laboratorium dan obat untuk menunjang pengobatan penyakit langka menjadi kendala bagi orangtua yang anaknya menderita penyakit langka.

Hal itu diungkapkan Marlean Oktavia (36), ibu dengan empat anak penderita hiperplasia adrenal kongetinal (HAK), dihubungi dari Jakarta, senin (27/2).

Warga Cipondoh, Tangerang, Banten, itu menuturkan, anaknya yang menderita HAK perlu menjalani sejumlah pemeriksaan hormon. Karena tak ada laboratorium di Tanah Air yang bisa melakukan itu, sampel dikirm ke laboratorium di Amerika Serikat untuk di periksa.

“Untuk obat, kadang kosong karena harus impor. Saya berharap ada laboratorium di Indonesia yang bisa memeriksa dan harganya murah serta obat selalu tersedia,” kata Marlean, istri dari Fidri Yosephin (35), pengemudi ojek berbasis aplikasi itu.

HAK merupakan salah satu penyakit langka. HAK adalah kelainan bawaan pada kelenjar adrenal sehingga kemampuan membuat hormon kortisol dan aldesteron berkurang, tetapi membuat terlalu banyak hormon androgen. Bayi perempuan yang lahir dengan kelainan itu memiliki pembengkakan klitoris.

Hari terakhir bulan Februari setiap tahun diperingati sebagai Hari Penyakit Langka. Sejumlah kelompok orangtua pasien penyakit langka di dunia memperingatinya. Selain menyebarluaskan informasi tentang penyakit langka kepada masyarakat, peringatan itu juga untuk menggugah pemerintah agar memberikan dukungan kebijakan kepada mereka.

Menetapkan Definisi

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Aman Bhakti Pulungan menilai,      pemerintah perlu mendefinisikan apa itu penyakit langka di Indonesia. Satu penyakit bisa termasuk langka di satu Negara, tetapi bisa tidak langka di Negara lain.

Ia mencontohkan, satu penyakit dikategorikan langka di AS jika kasusnya kurang dari 200.000 atau kurang dari 5 orang dari 10.000 warga. Setelah definisi ditentukan, registrasi kasus disiapkan. Jadi, besaran bebanya bisa tergambar.

Saat beban penyakit tergambar, kebutuhan obat juga bisa diketahui. “Obatnya bisa masuk formularium nasional,” ujarnya.

Menurut Aman, penderita penyakit langka memiliki hak yang sama untuk mendapat layanan kesehatan yang baik. Agar bisa memberikan layanan yang baik, perlu sistem yang baik.

Secara terpisah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Lily Sriwahyuni Sulistyowati mengatakan, kemenkes akan menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria penyakit langka berkerjasama dengan organisasi profesi kesehatan. Bagian yang menangani penyakit langka kemenkes baru terbentuk tahun lalu.

“Bagian gangguan indera dan pendengaran yang mengurusi penyakit kanker baru terbentuk. Jadi, penyakit langka bukan berarti tak prioritas, tapi    bagian yang menangani baru ada,” kata Lily.

Pihaknya mengapresiasi keberadaan kelompok dukungan atau asosiasi orangtua pasien penyakit langka. Mereka yang selama ini berperan menyebarkan informasi penyakit langka kepada masyarakat. (ADH)

Sumber : Kompas 28 Februari 2017 hal. 14

Manfaat “Oatmeal” untuk Kecantikan

Manfaat Oatmeal untuk Kecantikan.Kompas.25 Februari 2017.Hal.33

DIKENAL sebagai makanan untuk sarapan yang baik untuk tubuh, oatmeal juga menawarkan banyak manfaat untuk kecantikan. Oatmeal akan membersihkan kulit sekaligus menjaga kelembaban. Di tambah lavender, tubuh akan lebih menjadi relaks serta memberikan aroma yang menyegarkan dan menenangkan. Mendi menggunakan oatmeal juga dapat melembutkan kulit dan membantu meredakan gatal atau rasa tidak nyaman pada kulit. Selain itu, oatmeal membantu menjaga kelembaban dan melindungi kulit terhadap iritan dari luar.

Wajah kotor dan kusam? Oatmeal mengandung saponin yang bisa membantu membersihkan wajah. Caranya dengan mencampurkan oatmeal dan air hangat lalu diusapkan keseluruh bagian wajah dapat mengurangi bakteri-bakteri yang ada pada wajah serta mengurangi kekeringan pada bagian tersebut.

Tidak hanya itu, oatmeal yang dicampur dengan gula merah dan air hangat dapat mencerahkan kulit, karena sel-sel kulit mati terkelupas tanpa membuat kulit wajah memerah. Selain itu, kandungan minyak yang dicampurkan menjadikan kulit tanpa sehat dan bercahaya.

Oatmeal juga mempunyai zat anti bakteri yang efektif dapat membunuh bakteri penyebab jerawat. Pakailah oatmeal  sebagai masker harian agar tidak masuk ke dalam pori-pori. Selain mampu membunuh bakteri, masker oatmeal memperbaiki struktur permukaan kulit yang rusak akibat bekas jerawat agar kembali halus dan bebas jerawat.

Sumber : Kompas 25 Februari 2017 Hal. 33

Serunya Warna-warni Makanan Kita

Serunya Warna-Warni Makanan Kita.Kompas.23 Februari 2017.Hal.33

Alam punya cara Cerdas memberi kode tentang zat gizi dalam makanan. Nutrisi yang berbeda memberi warna tertentu pada bahan-bahan makanan.

UNTUK pemenuhan kebutuhan nutrisi per hari, para pakar menyarankan kita untuk menciptakan pelangi di piring kita. Mengisinya dengan varian makanan yang bewarna-warni. Ahli gizi sekaligus penulis buku What Color is Your Diet? Susan Bowerman mengatakan kita bisa mengelompokkan makanan yang berasal dari tumbuhan ke dalam tujuh kategori warna, yaitu merah, merah keunguan, oranye, oranye kekuningan, kunig kehijauan, hijau, dan putih kehijauan. Semua mewakili nutrisi yang dikandung masing-masing.

Warna ungu atau biru pada makanan menunjukkan kandungan antosianin yang tinggi. Antosianin adalah antioksidan yang berperan banyak terhadap kesehatan jantung dan membantu menjaga tekanan darah. Selain itu, antosianin juga menurunkan risiko kanker dan memperlambat penuaan. Manfaat ini bisa ditemukan anatar lain pada terung, buah naga, buah bit, dan bluberi.

Sayuran atau buah-buahan yang berwarna hijau memiliki pigmen klorofil yang kaya akan isotiosianat. Zat ini meransang enzim di dalam liver untuk menyaring zat-zat yang berpotensi karsigenik. Sayuran hijau juga sumber yang baik untuk vitamin K, asam folat, potasium, dan asam omega-3.

Makanan kuning kehijauan adalah variasi dari kategori makanan bewarna hijau. Jenis ini mengandung lutein yang kaya, bermanfaat untuk kesehatan mata. Alasan lain untuk mengosumsinya, kadar vitamin C yang tinggi. Ini bisa ditemukan pada alpukat, kiwi, bayam, dan sayuran berdaun lain.

Pada buah dan sayur yang bewarna kemerahan, likopen adalah pigmen dominannya. Likopen adalah antioksidan kuat yang dapat menurunkan resiko kanker, terutama kanker prostat, dan mengurangi risiko serangan jantung. Zat ini juga baik untuk kesehatan jaringan payudara. Buah yang mengandung banyak likopen seperti tomat lebih baik dikonsumsi setelah sedikit dipanaskan. Ini akan meningkatkan aktivitas kimia zat-zat likopennya. Buah atau sayuran kemerahan juga mengandung banyak vitamin C, asam folat, dan flavonoid yang mengurangi inflamasi.

Barangkali buah bewarna kuning atau oranyelah yang paling banyak disukai. Rasa jeruk, mangga, ubi jalar, atau wortel cenderung bersahabat dengan selera banyak orang. Jenis makanan ini mengandung banyak beta karoten, Vitamin A, dan vitamin C. Buah-buah ini baik untuk kesehatan mata dan bisa mengatur kadar gula darah. Beta karoten juga berperan untuk meningkatkan imunitas dan mencegah kanker, terutama kanker paru-paru, esofagus, dan perut.

Sementara itu, buah dan sayuran yang bewarna putih kaya akan flavonoid yang membantu tubuh menangkal radikal bebas. Jenis ini juga mengandung alisin yang mengontrol kolesterol dan tekanan darah seta menghambat pertumbuhan sel kanker. Mulai sekarang, jangan ragu untuk menjadikan makanan kita lebih bewarna!

Sumber : Kompas 23 Februari 2017 Hal 33

Perempuan Tertinggal Isu Bahan Berbahaya Beracun

Perempuan Tertinggal Isu Bahan Berbahaya Beracun.Kompas.24 Februari 2017.Hal.14

JAKARTA, KOMPAS – Perempuan tertinggal dalam isu bahan berbahaya beracun. Padahal, dalam melakukan berbagai aktivitas domestik, perempuan banyak terpapar bahan berbahaya beracun. Bahan berbahaya beracun terdapat dalam berbagai proses pemanasan, peralatan memasak, kosmetik, dan bahan makanan. Secara umum, penyadartahuan di masyarakat dan industri atau kegiatan yang langsung berhubungan dengan limbah berbahaya masih minim. Demikian terungkap dalam lokakarya “Perspektif Jender pada Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya Beracun di Indonesia” yang digelar organisasi Women Engage for a Common Future, Bali Fokus, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kamis (23/2), di Jakarta.

Lokakarya itu digelar terkait dengan program pengarusutamaan jender di bawah Tim Kerja Jender Sekretariat Konvensi Basel, Rotterdam, dan Stockhlom. Tim tersebut dibentuk pada 2012. Indonesia bersama Nigeria dipilih sebagai proyek percontohan untuk program tersebut. Direktur Eksekutif Women Engage for a Common Future Sacha Gabizon mengatakan, “Amat sulit bagi orang biasa untuk memahami istilah-istilah bagi bahan-bahan berbahaya ini jika tidak diberi pengetahuan secara khusus. Dampaknya amat parah, perempuan yang bekerja di industri tas plastik banyak menderita kanker payudara”. Dalam industri plastik, banyak zat beracun dioksin yang dihasilkan dari plastik yang dipanaskan.

Budi Susilorini, Indonesia Country Director Pure Earth/ Blacksmith Institute, mengungkapkan, “Perempuan sebagai penanggung jawab kesehatan keluarga sering tidak diikuti dalam training (pelatihan). Peralatan rumah tangga yang terpapar bahan berbahaya beracun (B3) antara lain bahan teflon yang dalam prosesnya menggunakan zat kimia perfluorooctanoic acid (PFOA) yang bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan kanker. Contoh lain, banyak keluarga masih menggunakan obat pembasmi kutu rambut yang mengandung lindan yang bersifat karsinogenik. Dalam konvensi Stockhlom tentang persistent organic poltutants (POPs) tercantum 22 zat beracun yang dilarang penggunaannya, 2 jenis yang dibatasi penggunaannya, dan 6 zat organik beracun berbahaya yang merupakan produk samping (unintentional production). Zat jenis lindan termasuk yang dilarang penggunaannya.

Peneliti dari Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Agus Haryono, mengatakan, tidak ada data untuk mengetahui seberapa jauh masyarakat terpapar POPs karena penelitian amat minim. Bahkan, Indonesia tidak dapat menganalisis dioksin karena laboratorium untuk itu tidak ada. Penasihat senior Bali Fokus, Yuyun Ismawati, mengakui, Indonesia agak tertinggal dalam menanggapi isu B3. “Program penyadartahuan masih rendah, koordinasi antar kementerian kurang baik karena setiap kementeriaan memiliki kepentingan berbeda, terminologi berbeda. Di kementerian lingkungan disebut bahan beracun berbahaya, sementara di perdagangan disebut bahan berbahaya saja.

Sumber: Kompas.24-Februari-2017.Hal_.141

4 Gejala Penyakit Sinusitis

4 Gejala Penyakit Sinusitis.Kompas.21 Februari 2017.Hal.36

Kualitas lingkungan yang buruk, paparan udara tak sehat, serta daya tahan tubuh kurang bugar bisa membuat siapa saja terkena penyakit sinusitus. Gangguan pada saluran pernapasan akibat virus atau bakteri ini dalam jangka panjang bisa mengganggu kerja organ mata dan otak.

Seperti dikutip dari Kompas.com, penyakit sinusitus bisa ditandai dengan keluhan adanya riak terus-menurus di tenggorokan, hidung tersumbat sangat sering, dan sakit kepala. Alergi atau infeksi bisa menjadi penyebab munculnya sinusitus karena memicu inflamasi atau peradangan dari amandel di belakang hidung. Umumnya banyak orang sulit membedakan antara batuk-pilek biasa dengan gejala sinusitus. Sebagai gambaran berikut ini, beberapa indikasi jika Anda terkena sinusitus. Pertama, gejala flu lebih dari seminggu. Biasanya sinusitus berawal dari gejala klasik flu, seperti hidung gatal, meriang, tenggorokan gatal, dan lemas. Setelah tiga atau empat hari, gejala tersebut makin memburuk, tetapi di hari kelima atau ketujuh akan membaik. Jika sudah seminggu gejalanya masih muncul kemungkinan sudah terjadi infeksi bakteri.

Kedua, perhatikan perubahan pada watna cairan yang keluar dari hidung. Berbeda dengan pilek biasa, gejala sinusitus akan lebih berfokus pada sinus. Indikasinya, yaitu cairan dari hidung akan bertambah banyak dan warnanya menjadi kuning hingga hijau. Ketiga batuk berdahak. Karena banyaknya lendir, terkadang cairan tak bisa keluar melalui hidung dan dialirkan ke tenggerokan. Hal ini mengakibatkan lendir akan menumpuk dan bisa menyebabkan batuk berdahak. Keempat, tekanan di sinus. Infeksi sinusitus bisa membuat wajah dan area sinus terasa lebih tertekan hingga terkadang menyebabkan sakit kepala. Ada juga orang yang merasa bagian sinusnya membengkak.

Untuk mengatasi sinusitis, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan cara mengatasi peradangan pada sinus. Selain itu, pemberian antibiotik bisa dilakukan. Untuk sinusitus yang disebabkan dampak dari alergi, pemicu alergi harus ditemukan dan diselesaikan. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalani tes alergi. Selain itu, perilaku hidup sehat, seperti olahraga sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebuguran tubuh. Lingkungan tempat tinggal yang sehat, seperti kamar tidur yang harus tersinari matahari dan penggantin seprai sepekan sekali juga harus diperhatikan.

Sumber: Kompas.21-Februari-2017.Hal_.361